0
Pelaksanaan pemilu ( pemilihan umum ) di Indonesia
Posted by Unknown
on
04.32
in
POLITIK
Sepanjang sejarah Indonesia, telah diselenggarakan 10 kali
pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD, yaitu pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982,
1987, 1992, 1997, 1999, 2004, dan 2009.
Pemilu pertama dilangsungkan pada tahun 1955 dan bertujuan
untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Pemilu ini seringkali
disebut dengan Pemilu 1955, dan dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana
Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan
pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana
Menteri Burhanuddin Harahap.Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi
dua tahap, yaitu:
* Tahap
pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan pada
tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29 partai politik dan individu,
* Tahap
kedua adalah Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini
diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.
Lima besar
dalam Pemilu ini adalah Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdlatul Ulama,
Partai Komunis Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.
Pemilu berikutnya diselenggarakan pada tahun 1971, tepatnya
pada tanggal 5 Juli 1971. Pemilu ini adalah Pemilu pertama setelah orde baru,
dan diikuti oleh 10 partai politik.Lima besar dalam Pemilu ini adalah Golongan
Karya, Nahdlatul Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Syarikat
Islam Indonesia.
Pada tahun 1975, melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975
tentang Partai Politik dan Golkar, diadakanlah fusi (penggabungan)
partai-partai politik, menjadi hanya dua partai politik (yaitu Partai Persatuan
Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia) dan satu Golongan Karya.
Pemilu-Pemilu berikutnya dilangsungkan pada tahun 1977, 1982,
1987, 1992, dan 1997. Pemilu-Pemilu ini diselenggarakan dibawah pemerintahan
Presiden Soeharto. Pemilu-Pemilu ini seringkali disebut dengan "Pemilu
Orde Baru". Sesuai peraturan Fusi Partai Politik tahun 1975, Pemilu-Pemilu
tersebut hanya diikuti dua partai politik dan satu Golongan Karya.
Pemilu-Pemilu tersebut kesemuanya dimenangkan oleh Golongan Karya.
Pemilu berikutnya, sekaligus Pemilu pertama setelah runtuhnya
orde baru, yaitu Pemilu 1999 dilangsungkan pada tahun 1999 (tepatnya pada
tanggal 7 Juni 1999) di bawah pemerintahan Presiden BJ Habibie dan diikuti oleh
48 partai politik. Lima besar Pemilu 1999 adalah Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan
Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.Walaupun Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan meraih suara terbanyak (dengan perolehan suara sekitar 35 persen),
yang diangkat menjadi presiden bukanlah calon dari partai itu, yaitu Megawati
Soekarnoputri, melainkan dari Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Abdurrahman
Wahid (Pada saat itu, Megawati hanya menjadi calon presiden). Hal ini
dimungkinkan untuk terjadi karena Pemilu 1999 hanya bertujuan untuk memilih
anggota MPR, DPR, dan DPRD, sementara pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan
oleh anggota MPR.